Senin, 07 Juni 2010

Kisahku dan Mama Penjual Sapu Lidi


Sore hari minggu kemarin ,6 Juni 2010 ada peristiwa unik yang terjadi lagi didalam hidupku dan keluarga.
Seperti biasa angin laut siang yang bertiup di teras belakang rumahku selalu membuat beberapa dari kami tidur siang dengan sangat nyenyak.
Saya sendiri memang merasa agak mengantuk tapi karena anak terkecil kami sedang asyik bermain disamping rumah dengan temannya membuat saya terpaksa memilih berjaga untuk sesekali mengawasinya bermain.
Agar tak bosan saya coba membuka Laptop keluarga dan kemudian memainkan beberapa game didalamnya,loading komputer yang sangat lambat membuat saya agak mengantuk ditunjang dengan siang kemarin yang sepi...

Ketika Game akan dimulai saya dikejutkan dengan kehadiran seorang mama yang membawa ikatan sapu lidi di kantongnya,dengan rasa penasaran dia menawarkan sapu jualannya itu pada saya...saya agak terkejut...

Keterkejutan ini bukan karena kemunculan mama ini yang tiba-tiba di jendela sekat itu,tetapi karena semuanya ini bersambung dengan pembicaraan saya dengan "Nina" anak gadisku yang baru duduk di kelas 1 SD,yang memberitahukan aku dan bapaknya agar harus segera dicarikan sebuah Sapu Lidi untuk dikumpulkan guna mendapat nilai dalam pelajaran Ulangan Praktek Ketrampilannya di sekolah.
Pada waktu mendengar permintaannya untuk sebuah sapu lidi itu,yang timbul dibenakku hanyalah "dicari kemana sapu lidi itu..sementara sudah mendekati pukul 3 sore"..bapaknya hanya bisa pasrah dan tidur lagi karena memang beliau sangat lelah setelah menemani anak-anak bernyanyi bersama Paduan suara anak Pesparawi kota Jayapura yang bernyanyi di Geredja Pniel Kotaraja-salah satu Jemaat besar di kota Jayapura.

Aku terkejut karena,Doa kekahwatiranku untuk memenuhi kebutuhan anakku ini TERJAWAB bahkan dengan sangat CEPAT oleh TUHAN....hanya berselang 1 jam...

Yang turut mengejutkan lagi mama penjual inipun berkata bahwa sebenarnya dia tak mau berjualan pada hari Minggu karena adalah HARI PERHENTIAN TUHAN,tetapi karena kebutuhan mendesak yang dialaminya mendorong dia harus membawa 7 ikatan ini untuk dijual.

Aku kemudian membeli 2 Ikatan sapu lidi yang masih mengeluarkan bau khas batang kelapa itu dengan harga Rp.15.000 perbuah,wajah syukur dan terima kasih begitu jelas diwajah perempuan ini.

Sebelum beliau pergi,mama penjual sapu lidi ini mengajak aku untuk berdoa bersamanya yang intinya:mengucap syukur untuk berkat Tuhan baginya dan meminta Tuhan untuk memberkati aku dan keluarga.

Setelah selesai berdoa saya pun berterusterang kepada Mama penjual sapu lidi ini bahwa dia telah menjawab kebutuhan yang mendesak aku akan sebuah sapu lidi bagi anakku..aku pun mengucapkan terima kasih untuk Kedatangannya,Sapu Lidinya dan juga Doanya...dalam hati aku berkata "Iman kepada Tuhan menjawab semuanya bagiku dan Mama Penjual Sapu Lidi "...

Aku tak sempat menanyakan namanya tetapi mama memberitahukan marganya "Yowei"..dari kampung dan Pulau yang sama dengan suamiku...Yapen-Ambay

Terima Kasih Tuhan untuk kejadian yang tak terduga...untuk Kisah aku dan Mama Penjual Sapu Lidi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar