Senin, 07 Juni 2010

Kegigihan Kapal Rachel Corrie, Kesungguhan Gadis yang Dilindas Israel



Kegigihan Kapal Rachel Corrie, Kesungguhan Gadis yang Dilindas Israel
Minggu, 06 Juni 2010 | 19:36 WIB
sumber website : www.palsolidarity.org

TEMPO Interaktif, Jakarta - Aksi pengahadangan Angkatan Laut Israel terhadap kapal yang membawa bantuan untuk Palestina, MV Rachel Corrie, Sabtu lalu membuat nama Rachel kembali bergema. Aksi ini mengingatkan sebuah peristiwa tragis yang terjadi pada 2003. Tragedi itu menimpa Rachel Corrie yang namanya diabadikan di kapal itu.

Rachel, 23 tahun, adalah mahasiswi Evergreen State College. Meski bukan muslim, hatinya tersentuh penderitaan warga Palestina. Gadis itu pun cuti dari kuliah bergabung dalam solidaritas kemanudiaan yang dilakukan Gerakan Solidaritas Internasional (ISM).

Semangat yang meletup-letup itu menerbangkan dia ke Jalur Gaza, Palestina. Bahkan, membuatnya dia tergeletak di tanah yang panas. Badannya remuk dilindas buldozer Israel. Dia adalah tameng hidup yang berjuang melindungi pemukiman Palestina di Gaza, Palestina, 16 Maret 2003. Dia bukan PLO. Bukan pula Hamas. Tapi, Israel tak peduli.

Saat itu, Tentara Pertahanan Israel berniat meratakan pemukiman yang berada antara kamp pengungsi Rafah dan perbatasan Mesir. Corrie, bersama 6 aktivis ISM lainnya, 3 warga Inggris dan 4 AS, berupaya mencegah itu. Corrie tak gentar dengan dengan derum buldoser. Dia menerapkan "Demonstrasi Aksi Langsung" di jalur yang akan dilalui buldoser. Saat mesin baja Caterpillar D9R itu datang, dia tak pergi. Dia malah berlutut, menjadi tameng hidup. Dia melindungi rumah orang-orang Palestina, yang bahkan tidak dikenalnya.

Seperti diajarkan di pelatihan, Corrie melambai-lambaikan tangannya dan berteriak lewat megafon. Metode itu, sebelumnya berhasil menghalau bolldozer lain di Gaza. Namun, kali itu tidak. Rantai-rantai roda buldoser Israel bergemeretak terus melaju.

"Ia sedang berada di jalan yang akan dilalui buldoser tersebut. Jelas-jelas pengemudi buldoser itu melihatnya dan langsung menabraknya. Dia terlindas," kata Joseph Smith, seorang rekan aktivisnya mengisahkan. Tentara Israel berdalih pandangan operator buldoser terhalang sehingga tidak melihat Corrie.

Palestina berduka. Pemimpin Palestina Yasser Arafat sampai menelpon Craig, ayah Corrie dan mengatakan, "Dia putri Anda, tapi sekarang, dia juga putri Palestina." Rachel Corrie kemudian diabadikan menjadi nama jalan di Ramallah, Tepi Barat.

Sejak kematiannya, Rachel Corrie menginspirasi lebih dari 30 lagu dari berbagai musisi, seperti Patti Smith dan Ten Foot Pole. Jurnal dan surat elektroniknya dijadikan lakon drama dengan judul "My Name is Rachel Corrie". Lakon ini telah diterbitkan dalam bentuk buku dan dimainkan di sepuluh negara, termasuk Israel.

Rekan-rekan di Gerakan Pembebasan Internasional mengabadikan nama Rachel Corrie di kapal milik mereka. Kapal berbobot 500 ton dan panjang 625 meter dibeli Gerakan Pembebasan Gaza seharga 70 ribu Euro atau sekitar Rp 840 juta dari sebuah lelang di Dundalk, Irlandia, 30 Maret lalu. Kapal inilah yang berupaya menembus keangkuhan Tentara Bintang Daud.

catatan dari : Reza M | Berbagai sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar