Senin, 19 April 2010

AKU OHIDHA



Aku adalah salah satu dari sekian Juta jiwa OHIDHA atau Orang yang hidup bersama dengan ODHA yang ada di dunia ini.

Hari ini aku harus mengikuti kebaktian pemakaman saudara sepupuku yang terkapar AIDS dan meninggal kemarin sore.Pengalaman aku sebagai aktivis dalam program pencegahan HIV dan AIDS di Papua membuat sepupuku ini sering mengeluhkan apa yang dirasakannya kepada saya.Jaringan Relawan dari pihak keuskupan dan Rumah sakit Dian Harapan sangat membantu dalam merawat saudara ini semasa hidupnya,sayangnya aku hanya menjumpai ibu-ibu relawan saja pada pagi di rumah duka..Bruder Agus yang setia mendampingi tak aku jumpai.Semua keluarga dekat mengetahui dan menerima kondisi ini.Isteri dari almarhum yang mendampingi ditepi jenazah terus tertunduk,dia juga ODHA.Anak kandung pasangan ini hanya 1 orang dan dari pengamatan luar kami,beberapa kami berkesimpulan bahwa anak ini pun harus di test darahnya.

Memang cerita aku sebagai OHIDHA ini bukan cerita terbaru dari seorang OHIDHA di dunia ini,banyak ceritera suka dan duka dari OHIDHA.

Kekuatan mereka ada sebenarnya pada dukungan orang disekitarnya,dan sebenarnya Stigma dan diskrimanasi adalah pembunuh pertama bagi seorang ODHA.
Stigma dan Diskrimasi itu sendiri dapat juga dibendung mulai dari orang-orang disekitarnya.

Aku sebagai seorang OHIDHA selalu harus mampu untuk menerjemahkan perasaan kasih ini dalam bentuk tindakan nyata.

Harapan aku sebenarnya adalah kurangi pergumulan karena Virus ini,tapi terlepas dari itu semua "Rencana Tuhan adalah diatas segalanya..."

Kini aku harus kembali beraktifitas lagi..tapi masih ada yang ditinggalkan oleh saudaraku ini..anak dan isterinya..berikan aku kekuatan dan ajarkah aku untuk mengasihi mereka ini karena aku seorang OHIDHA.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar